Langsung ke konten utama

Fluks Listrik

Fluks listrik ialah jumlah garis medan yang menembus  tegak lurus suatu bidang.


Perhatikan gambar berikut. Garis-garis medan menembus tegak lurus suatu bidang segiempat seluas A. Jumlah garis-garis medan per satuan luas sebanding dengan kuat medan listrik sehingga jumlah  garis medan yang menembus bidang seluas A sebanding dengan E dan A. Hasil kali antara kuat medan listrik E dengan luas bidang A yang tegak lurus dengan medan listrik tersebut dinamakan fluks listrik Φ. Secara matematis persamaannya dapat ditulis sebagai berikut.
Φ =E × A
dengan:
E  =   kuat medan listrik (N/C)
A  =   luas bidang yang ditembus medan listrik (m2)
Φ =   fluks listrik (NC-1m2 atau weber (Wb))
    1 weber = 1 N C-1 m2

Jika, medan listrik menembus bidang tidak secara tegak lurus, persamaan flusk listriknya adalah

Φ = E × A’




Hubungan luas A’ dan luas A adalah A’ = A cos θ  sehingga persamaan flusk listrik untuk medan listrik yang menembus bidang tidak secara tegak lurus adalah:
Φ = E. A. cos θ 
Keterangan:
Φ  =   fluks listrik (weber = W)
E   =  kuat medan listrik (N/C)
A   =   luas bidang yang ditembus oleh medan listrik (m2)
θ  =   sudut antara E dan garis normal bidang

contoh soal
Hitung jumlah garis medan yang menembus suatu bidang persegi panjang yang panjangnya 30 cm danlebarnya 20 cm. Apabila kuat medan listrik homogen sebesar 200 N/C dan arahnya:
a.  searah dengan bidang;
b.  membentuk sudut 37o  terhadap bidang;
c.  tegak lurus terhadap bidang.
Penyelesaian:
Untuk menentukan jumlah garis medan yang menembus bidang:
A = 20 cm . 30 cm = 600 cm2 = 600.10-4 m2.

  1. a.       Φ = E. A. cos θ =  200 . 600 .10-4. cos 900 = 0
  2. b.      Φ = E. A. cos θ =  200 . 600 .10-4. cos 530 = 7,2 wb
  3. c.       Φ = E. A. cos θ =  200 . 600 .10-4. cos 00 = 12 wb 




Latihan soal
Garis-garis gaya medan magnetik seragam dengan kerapatan 150 Wb/m2 menembus bidang seluas 100 cm2. Tentukan fluks listriknya jika garis-garis gayanya menembus:
  • tegak lurus bidang, dan
  • membentuk sudut 60° dengan normal bidang.


Postingan populer dari blog ini

Gaya Magnetik di Antara Dua Kawat Sejajar Berarus

Di sekitar kawat berarus timbul induksi magnet. Apa yang akan terjadi jika kawat berarus lain didekatkan  kawat pertama? Keadaan ini berarti ada dua kawat   sejajar. Kawat kedua berada dalam induksi magnet kawat pertama, sehingga akan terjadi gaya Lorentz. Begitu juga pada kawat kedua akan menimbulkan gaya Lorentz pada kawat pertama. Gaya itu sama besar dan memenuhi persamaan berikut.       CONTOH 5.5 Diketahui dua buah kawat sejajar dialiri arus I 1 = 10 A dan I 2 = 20 A dengan arah berlawanan dan berjarak 10 cm. Tentukan gaya Lorentz yang dirasakan oleh kawat I 2 sepanjang 20 cm karena pengaruh I 1 ! Penyelesaian I1 =  10 A I2 =  20 A a  =  10 cm l = 20 cm = 0,2 m Gaya Lorentz I 2 oleh I 1 adalah : F = 4.10 -4 . 0,2 = 0,8 .10 -4 N LATIHAN 5.5 Dua kawat sejajar lurus panjang berjarak 20 cm satu sama lain. Kedua kawat dialiri arus masing-masing I 1 = 10A dan I 2 = 20 A dengan arah berlawanan. Tentukan arah dan besar gaya Lorentz yang di

Transformasi Lorentz (relativitas Kecepatan)

Pada transformasi Galileo telah dikemukakan bahwa selang waktu pengamatan terhadap suatu peristiwa yang diamati oleh pengamat yang diam dengan pengamat yang relatif bergerak terhadap peristiwa adalah sama ( t = t’ ) . Hal inilah yang menurut Einstein tidak benar, selang waktu pengamatan antara pengamat yang diam dan pengamat yang bergerak relatif adalah tidak sama ( t ≠ t’ ) . Transformasi Lorentz pertama kali dikemukaan oleh Hendrik A. Lorentz, seorang fisikawan dari Belanda   pada tahun 1895. Karena waktu pengamatan oleh pengamat yang diam pada kerangka acuan S dan pengamat yang bergerak pada kerangka acuan S’ hubungan transformasi pada Galileo haruslah mengandung suatu tetapan pengali   yang disebut tetapan transformasi.   Sehingga persamaan yang menyatakan hubungan antara koordinat pada kerangka acuan S dan S’ dituliskan sebagai berikut : Transformasi Lorentz          x’ =   ϒ (x – v.t), y’ = y, z’ = z    dan    t’ ≠ t                   .... (9.6) Kebali

Listrik Dinamis

LINK FISIKA || HOME || ARUS LISTRIK || BEDA POTENSIAL || HUKUM OHM || HAMBATAN LISTRIK || HUKUM KIRCHOFF || RANGKAIAN HAMBATAN || DAYA LISTRIK || PENGHEMATAN ENERGI ||